Produk RETUR adalah produk
yang di kembalikan pembeli kepada penjualnya karena berbagai alasan dalam suatu
kurun waktu tertentu dan memenuhi beberapa persyaratan untuk bisa di kembalikan.
Pada umumnya syarat dimaksud adalah:
1.
Produk mendekati masa
kadaluarsa (expiry date) atau masa konsumsi sebelum (best before)
2.
Produk tidak layak jual
karena (a) ada masalah dengan kualitas (b) atas instruksi pemegang otoritas (c)
rusak fisik dan atau kualitas selama dalam perjalanan maupun penyimpanan.
3.
Penjualan produk sangat
lambat penjualannya sehingga toko merasa di rugikan bila tidak di retur dan
harus membayar tagihannya
4.
Toko pelanggan tidak
tertarik untuk menjualnya lagi
5.
Pemasok atau penjual
memutuskan untuk menarik produk karena pertimbangan tertentu
6.
Karena pemasok salah
kirim produk dan atau kuantitas produk
Menarik untuk diketahui bahwa
menurut artikel di WIKIPEDIA, Nilai produk yang diretur di Amerika Serikat dalam
satu tahun mencapai USD 396 miliar dimana prosentase pengembalian produk yang
di beli di toko (brick & mortar) adalah sekitar 8%-10% dari total produk
yang di jual di toko sementara untuk pembelian on-line prosentasi produk retur
bahkan bisa mencapai 25%-40% tergantung kategori produknya.
Prosentase produk retur di
Amerika Serikat jauh diatas prosentase produk retur di Asia dan Eropa, yang
diperkirakan sekitar 5% dari yang terjual di took maupun online, karena di
Amerika Serikat memang ada kebijakan bisa mengembalikan produk yang di beli
dalam jangka waktu tertentu selama kondisinya sesuai syarat boleh di kembalikan.
Lantas berapa besar prosentase
produk retur di Indonesia? Tidak mudah mendapatkan data yang otentik tetapi
untuk kategori makanan siap saji dalam kemasan saya perkirakan tidak lebih dari
2% total penjuala. Pengalaman pribadi saya menjual permen bahkan hampir tidak
ada produk returnya. Saya dengar demikian
juga halnya untuk produk Personal Care dan home care.
Adapun variasi besaran
prosentase produk yang di retur tergantung kepada:
1.
Sifat atau karakter produk: barang tidak tahan
lama atau tahan lama, mudah hancur, dlsb
2.
Jenis kemasan: paper,
alu, tin plate, mudah rusak, mudah penyok, tahan banting, dlsb
3.
Kategori produk: makanan, minuman, personal care, home
care, obat2an, dlsb.
4. Tingkat penetrasi
produk: produk yang sudah dikenal masyarakat, produk yang belum dikenal masyarakat.
5.
Product shelflife: 2 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 24 bulan,
60 bulan, dst.
Mengingat tidak sedikit nilai
produk retur, peliknya urusan logistic, perpajakan, kerugian keuangan, pengaruh
terhadap citra organisasi, dan beban kerja administrasi terkait penanganan produk
retur maka pemasar dan penjual berkepentingan untuk menekan potensi produk
retur sekecil mungkin. Caranya?
1.
Jangan memaksakan toko mengambil
barang melampaui kemampuan menjualnya
2.
Pastikan anggota tim
menjalankan konsep DELAPAN KETEPATAN
DISTRIBUSI (DKD): produk
yang tepat dengan kualitas yang tepat tersedia
di toko yang tepat dipajang secara tepat di lokasi yang tepat dalam jumlah
yang tepat pada waktu
yang tepat dan harga
yang tepat.
3.
Pastikan prinsip First
Expire First Out (FEFO) di jalankan dengan baik.
4.
Pastikan drop size
sesuai dengan siklus hidup merek produk , khususnya untuk produk baru dan
produk yang sedang di promosikan agar di sesuaikan dengan kegiatan PUSH &
PULL nya serta Sell Out produk.
5.
Perhatikan cara penanganan
serta penumpukan produk dalam penyimpanan dan transportasi.
6.
Perhatikan kegiatan pemasaran
produk pesaing langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi permintaan
atas produk kita agar bisa mengantisipasi sebelum terlambat.
Selamat menyempurnakan proses kerja agar bisa memberi nilai tambah bagi perusahaan. Budayakan berbagi!
Casinos Near Casinos Near Casinos Near by Yumtree
BalasHapusFind the best casinos near you near Casinos 청주 출장샵 with 충청남도 출장샵 all the information 문경 출장샵 you need to know about 계룡 출장안마 casinos and land-based casinos in the 제주 출장안마 USA.