Dalam pergaulan dan lingkup pekerjaan sehari-hari kita
sering mendengar kata ‘promosi’ di ucapkan walau sebenarnya banyak yang belum
memahami arti kata ‘promosi’ yang sesungguhnya, termasuk mereka yang bergelut
di bidang promosi itu sendiri.
Dalam tulisan ini saya berusaha memaparkan kerangka kegiatan
promosi secara singkat namun menyeluruh agar kita semua semakin mengenal apa
itu kegiatan promosi dan tidak terjebak dalam pemahaman yang sempit atau
dangkal (promotion myopia) .
Pada dasarnya kata PROMOSI
menggambarkan beberapa kegiatan yang bertujuan:
1. Memperkenalkan keberadaan produk (to inform). Supaya orang yang disasar (prospek) yang sebelumnya
tidak mengetahui keberadaan suatu produk menjadi tahu bahwa produk tersebut ada
dan mampu menjawab kebutuhan maupun keinginan emosional dan fungsional nya. Hal yang paling mendasar adalah memastikan prospek mengetahui keberadaan
suatu produk (product awareness) atau suatu merek (brand awareness) serta mau
mencobanya (product trial). Kita semua mengenal istilah tak kenal maka tak saying.
2. Mempengaruhi prospek untuk memilih atau
menyukai produk yang sedang di promosi kan
(to
influence atau to persuade). Bisa saja prospek sudah memakai produk pesaing atau bahkan orang
yang sama sekali belum menggunakan kategori produk yang di promosikan karena
belum menyadari manfaatnya dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan
prospek. Dalam hal ini biasanya upaya
mempengaruhi di rancang untuk membuat prospek:
a. Mau
mencoba menggunakan atau mengkonsumsi produk (product trial)
b. Mau
menggeser
preferensi dengan menjadikan
keunggulan produk yang sedang dipromosikan sebagai sesuatu yang lebih relevan atau lebih penting
bagi prospek sehingga prospek memiliki alasan yang kuat untuk mengadopsi atau
membeli produk yang sedang di promosikan dan mengabaikan produk pesaing.
3. Mengingatkan kembali tentang keberadaan produk yang di promosikan (to remind) untuk meningkatkan nilai produk (Product Value)
atau nilai suatu merek (Brand Value). Secara spesifik upaya mengingatkan
kembali umumnya bertujuan:
a. Meningkatkan
‘Product Awareness’ maupun ‘Brand Awareness’. Kita semua tahu bahwa ada begitu
banyak produk atau merek yang secara terus menerus berusaha memenangkan
perhatian dan ingatan prospek dengan cara-cara yang kreatif dan menarik sehingga
suatu produk atau merek bisa tergeser dari ingatan prospek bila tidak berkuminukasi secara rutin dan
lebih baik dari produk lainnya.
b. Memenangkan
‘Share of Mind’ dan utamanya memenangkan ‘ Top of Mind’ adalah menjadikan
produk atau merek sebagai produk atau merek yang di pertama ucapkan atau paling
di ingat dalam kategorinya. Ingat bahwa konsumen selalu mengaitkan suatu
kategori dengan merek tertentu atau mengaitkan suatu merek dengan kategori
tertentu. Merek
dan kategori produk adalah dua hal yang melekat erat dan tidak terpisahkan
dalam sistim ingatan prospek maupun pelanggan. Merek dan kategorinya
adalah dwi tunggal yang tidak dapat dipisahkan.
Karena itu secara pribadi saya selalu mempertanyakan pemakaian satu merek
untuk produk dalam kategori yang sama karena dapat membingungkan prospek atau
konsumen dalam menyimpan data merek di
map persepsi nya sebab jarang sekali ada produk yang bisa menjadi besar bila
tidak memiliki pencitraan dan ‘positioning’ yang tajam.
c. Meningkatkan
‘Brand Value’ alias nilai suatu merek khususnya dimata pelanggan, prospek dan para
investor. Nilai suatu produk atau merek tidak hanya di tentukan oleh nilai
penjualannya maupun keuntungan jangka pendek yang diberikan tetapi juga oleh
potensi keuntungan yang di dapat di masa mendatang dengan memperhitungkan
beberapa indicator lainnya yang dibahas dalam artikel ini.
d. Memenangkan ‘Share of Wallet’ alias uang belanja prospek
dan konsumen. Ini menjadi penting karena pada dasarnya prospek atau konsumen
memiliki banyak sekali pilihan untuk membelanjakan uangnya. Setiap produk
bersaing secara langsung dan tidak langsung dengan semua produk yang ada di
pasar, dikenal, dibutuhkan atau di inginkan prospek.
e. Memenangkan
‘Share of Market’ alias pangsa pasar atau porsi dari total belanja untuk suatu
kategori tertentu. Pada dasarnya setiap
produk atau merek ingin dikenal sebagai yang paling laku di pasaran karena
menjadi produk paling laku memiliki banyak sekali keuntungan secara finasial
maupun non-financial.
f.
Meningkatkan ‘Share of Voice’ alias proporsi
terhadap total GRP atau TARP dalam penayangan iklan suatu kategori produk.
Dalam pemasangan iklan kita mengenal istilah share of expenditure (SOE) dan
share of voice (SOV) yang selalu menjadi perdebatan dikalangan pemasang iklan
maupun penjual spot iklan tentang bagaimana menginterpretasikannya. Saya pribadi selalu berprinsip bahwa SOV
selalu lebih penting daripada SOE karena saya selalu berasumsi bahwa setiap
program yang dipilih untuk beriklan sudah pasti harus memiliki kesusuaian
antara target prospek atau konsumen
suatu produk tertentu dengan target penontonya (‘viewer’) yang biasanya di kuantifikasi dalam satuan INDEX.
Bagi saya adalah suatu keharusan bahwa SOV
harus selalu lebih tinggi dari SOE karena menunjukan effektifitas pemilihan
program. Sayangnya banyak prakrisi
periklanan yang suka memutar balikkan fakta dengan mengatakan bahwa SOV tidak
harus selalu lebih tinggi dari SOE hanya karena mereka gagal memilih program
yang tepat untuk menayangkan iklannya.
Memang ada sedikit pengecualian ketika sebagian dana dipakai untuk
sponsorship yang selama ini tidak di pantai oleh lembaga yang memantau
pengeluaran untuk iklan.
g. Memenangkan
‘Share of Shelf’ atau kadang dijuga sebut ‘Share of Space’’ di outlet atau
terjemahan bebasnya adalah memenangkan display di rak toko. Sering kita mendengar para praktisi dan
pendidik mengatakan bahwa orang2 pemasaran berperang dalam memenangkan PIKIRAN
atau ‘MENTAL MIND’ prospek dan konsumen sementar orang penjualan, khususnya di
Modern Trade berperang memperebutkan posisi rak pajang (Shelf display). Secara pribadi saya sangat percaya penting nya
memenangkan posisi produk di rak pajang sebab rak pajang adalah titik perang
terdepan dimana prospek atau konsumen harus mengambil keputusan membeli atau
tidak membeli hanya dalam bilangan kurang dari 2 detik. Semua kegiatan beriklan
atau promosi lainnya memiliki tujuan akhir MENJUAL. Karena itu siapapun yang
bisa memajang lebih menarik, lebih kreatif dan lebih mencolok mata memiliki
peluang untuk di perhatikan dan dibeli lebih besar dari produk sekitarnya.
Terutama karena orang yang sedang berbelanja di toko cenderung impulsive karena
sedang dalam moda belanja sehingga lebih mudah terprovokasi untuk membeli. Tampil
secara menarik pada waktu yang tepat memperbesar peluang untuk dibeli.
h. Memenangkan
Preferensi prospek atau konsumen terhadap produk dengan memenangkan hati (secara
emotional) dan memberi alasan fungsional yang kuat untuk lebih memilih
produk yang di promosikan ketimbang produk lainnya. Prospek atau konsumen perlu
dibantu untuk mempermudah proses pengambilan keputusannya pada detik-detik penting
pengambilan keputusan. Alasannya adalah karena: Pertama, pada dasarnya hampir semua
merek besar beriklan secara agresif sehingga memiliki product dan brand awareness
yang tinggi. Kedua, kenyataan bahwa hampir semua produk dengan merek besar sudah terdistribusikan dengan baik juga sehingga
konsumen cenderung bingung akibat informasi yang terlalu banyak.
Dari sudut yang berbeda kita bisa mengelompokkan kegiatan
promosi dari pendekatan personal atau non-personal sebagai berikut:
- Pendekatan Tatap Muka. Contoh nya dengan mengerahkan tenaga penjualan untuk melakukan kegiatan penjualan secara tatap muka (‘Personal Selling’)
- Pendekatan tidak langsung atau tanpa tatap muka:
- Melalui iklan (advertising) dimana komunikasi massa dilakukan dengan jelas siapa yang memasang iklannya baik melalui media cetak, elektronik , media luar rumah seperti , brosur, leaflet, poster, sticker, spanduk, billboard, barang-barang promosi, dlsb.
- Kegiatan hubungan masyarakat ( Humas alias ‘Public Relation’) maupun kegiatan publisitas (‘Publicity’). Kegiatan Humas adalah kegiatan yang menangani segala komunikasi perusahaan ke masyarakat tentang kegiatan organisasi baik berupa pengumuman maupun penanganan masalah. Sementara kegiatan publisitas adalah komunikasi atau pembahasan tentang organisasi atau produk atau merek tertentu yang di lakukan oleh pihak luar tanpa diminta atau di bayar oleh organisasi atau pemilik produk atau pemilik merek.
- Penawaran langsung ke calon pembeli (Direct Marketing) melalui telepon (tele-marketing), surat (direct mail baik lewat pos ataupun lewat media elektronik seperti email), melalui media elektronik lainnya seperti SMS, BBM dlsb.
- Melalui kegiatan Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu kegiatan yang dirancang untuk membuat prospek membeli lebih banyak dan lebih cepat dalam suatu periode tertentu yang singkat. Kegiatan promosi penjualan di rancang untuk membuat propek mengabaikan akal sehat atau rasionalitas dengan lebih mengutamakan faktor impulsif, panik, serta takut kehilangan kesempatan menikmati keuntungan yang terbuka untuk waktu singkat. Kegiatan promosi Penjualan kerap mendorong prospek membeli lebih dari yang sewajarmya dibutuhkan sehingga kerap berujung pada membeli apa yang diinginkan, bukan apa yang di perlukan serta menimbulkan pertanyaan tentang etika berpromosi. Pembelian yang bersifat impulsive alias tanpa perencanaan kerap berujung pada penyesalan dikemudian hari. Kegiatan Promosi penjualan dapat dikelompokan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu:
i.
Kegiatan ‘Trade promotion’ atau kegiatan promosi
penjualan yang di sasarkan untuk para pedagang
ii.
Kegiatan ‘Consumer Promotion’ atau kegiatan yang
di sasar ke konsumen
iii.
Kegiatan ‘Sales Incentive’ atau kegiatan promosi
penjualan yang di arahkan untuk memotivasi tim penjualan.
Hal yang saya sayangkan adalah banyak
praktisi pemasaran atau penjualan yang mengambil langkah gegabah dalam
berpromosi tanpa pemahaman yang cukup mendalam tentang kondisi pasar, perilaku
konsumen, perilaku pedagang perantara, perilaku pesaing, kekuatan dan kelemahan
produk serta menjaga keseimbangan kepentingan jangka pendek maupun jangka
panjang produk atau suatu merek. Hal ini akan menjadi topic tulisan saya
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar