Pemasaran Itu Ilmu Yang Mudah Dipelajari dan Menarik. Jangan dibuat Rumit.

Ilmu pemasaran banyak di salah tafsirkan oleh masyarakat umum maupun organisasi besar dan kecil karena masih banyak pimpinan organisasi maupun masyarakat yang belum betul2 mengenal pemasaran dalam arti yang sesungguhnya dan kurang memiliki ketertarikan untuk lebih memahami ilmu pemasaran secara benar. Akibatnya banyak orang yang menyebut dirinya sebagai pemasar atau bekerja di departemen pemasaran yang masih terjebak dalam pemahaman yang dangkal (Myopia) terhadap kegiatan pemasaran..

Saya lebih suka mendefinisikan ilmu pemasaran sebagai ilmu yang mempelajari rangkaian kegiatan mulai dari membuat konsep PRODUK (fitur, attribut, kualitas, target pembeli, penempatan produk di benak prospek, faktor differensiasi), menetapkan HARGA produk, mengkomunikasikan produk serta penawaran ke pembeli (PROMOSI) dan memastikan produk mudah di temukan di outlet yang tepat dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat dan dipajang dilokasi yang tepat (DISTRIBUSI)  supaya mudah di beli untuk dikonsumsi atau dipakai konsumen / pelanggan akhir.   

Pemasaran merupakan bidang yang luas cakupannya. Bicara promosi sendiri mencakup periklanan (Advertising), hubungan masyarakat, manajemen publisitas (Public Relation and Publicity), promosi penjualan (Sales Promotion)  maupun kegiatan menjual tatap muka (Personal Selling).

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah menyebut tenaga penjualan sebagai tenaga pemasaran. Dengan merujuk pada definisi yang saya sebutkan diatas maka seharusnya hanya mereka yang pekerjaan mencakup keseluruhan aspek yang lebih pantas disebut Pemasar.

Lantas, siapa yang bertanggung jawab dalam mensosialisasikan ilmu pemasaran sebagai ilmu yang menarik dan mudah dipelajari? Tentunya para konsultan pemasaran, pendidik, praktisi dan mereka yang sedang mendalami ilmu pemasaran.

Saya menyayangkan banyak orang yang entah sengaja atau tidak malah membangun kesan bahwa ilmu pemasaran adalah ilmu yang rumit sehingga membuat saya berpikir jangan2 mereka mau memanfaatkan keterbatasan pengetahuan khalayak umum maupun organisasi untuk kepentingan pribadi atau organisasinya.

Yang paling mengganggu saya adalah mereka yang memperkenalkan model2 pemasaran yang dibuat rumit sehingga sulit untuk diingat padahal Phillip Kotler sudah mempopulerkan penyederhanaan ilmu pemasaran dengan mensosialisasikan konsep 4P (product, place, price, promotion) sehingga ilmu pemasaran menjadi lebih sederhana dan mudah dicerna.

Sudah tiba saatnya kita membuka mata dan meyakini bahwa orang2 pandai adalah orang2 yang mampu membuat masalah yang rumit menjadi sederhana, bukan sebaliknya. Jangan menghabiskan waktu dengan berbagai modeling yang sulit di ingat padahal intinya tetap merujuk ke 4P.

Saya mengajak para pembaca untuk mensosialisasikan dan mengamalkan ilmu pemasaran agar semakin banyak orang tertarik mempelajari dan mendalami nya sehingga bisa meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia di dalam negeri maupun dimata dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar